Sidoarjo – Tabir hitam yang menyelimuti kasus dugaan perundungan yang dialami siswi SDN Sidokare 3 kabupaten Sidoarjo, membuat ketua DPRD kabupaten Sidoarjo dan Plt. Bupati Sidoarjo sontak kaget dan angkat bicara.
Plt. Bupati Sidoarjo H. Subandi S.H saat dikonfirmasi awak media melalui via WhatsAps pribadinya menyampaikan, “coba Kadis aku panggil dulu sama kepala sekolah, aku minta keterangan dulu” jawabnya singkat, Rabu (22/01/2025) malam.
Kesempatan yang sama H. Abdillah Nasih selaku ketua DPRD kabupaten Sidoarjo menjelaskan, “Lho gak bisa dibenarkan sikap sekolah dan diknas kalau tidak merespon atau menyelesaikan masalah tersebut” jelasnya saat di konfirmasi via WhatsAps pribadinya pada hari Rabu (22/01/2025) malam.
“Karena kita sangat menentang apapun jenis bullying pada anak-anak atau siswa, dan kenapa sudah lama ya kejadian dari bulan Oktober tapi baru sekarang terungkap..?”lanjutnya.
“Coba secepatnya saya konfirm ke pihak Diknas atau sekolah dan saya akan segera tegur untuk segera memfollow up hal ini” tegas ketua DPRD kabupaten Sidoarjo.
Harapan Abdillah Nasih pihak sekolah harus betul-betul bisa mendidik siswa dan mengembangkan budaya toleransi dilingkungan sekolah, menghargai perbedaan dan mengutamakan kesetiakawanan dan kesetaraan dalam berbagai hal, tentu saja dibarengi dengan hukuman yang mendidik bagi siswa yg melakukan bullying kepada siswa lainnya.
Untuk pihak Diknas selaku leading sektor dunia pendidikan harus bertanggung jawab atas keberlangsungan pendidikan yang ramah anak, toleran dan saling menghormati dan menghargai.
“Tetapi berbeda ya kalau yang melakukan bullying itu adalah orang dewasa, baik dari guru atau lainnya maka harus ada tindakan yang tegas dan diproses sesuai dengan hukùm yang ada” lanjutnya.
“Dan konsekwensi bagi para guru, nanti dilihat dulu seberapa jauh tingkat salahnya, yang jelas harus ada konsekwensiya baik berupa teguran, sangsi atau lainnya” tegas Nasih.
Diketahui sebelumnya kisah miris yang dialami siswi SDN Sidokare 3 membuat Bunga (nama samar), yang tinggal dikawasan Gading Fajar ll kabupaten Sidoarjo mengalami trauma psikis hingga tidak mau kembali bersekolah di SDN Sidokare 3 sejak bulan Oktober 2024.
Menurut pengakuan DK (51) sebagai ibu kandung sangat prihatin melihat ucap serta sikap dari beberapa guru di sekolah SDN Sidokare 3 yang terkesan tenang, tidak terjadi masalah di sekolah tersebut, bahkan DK merasa di jadikan kambing hitam atas apa yang telah di alami putrinya.
“Saya seorang ibu, saya selalu berusaha yang terbaik untuk putri saya, saat melihat kondisi anak saya yang makin ketakutan bahkan hingga trauma yang akibatnya dia sering tantrum maka saya berusaha klarifikasi ke sekolah dan minta bagaimana solusinya tapi kenapa justru saya yang disalahkan. Bukankah kejadiannya di dalam sekolah yang harusnya dalam pengawasan guru disekolah” kata ibu paruh baya saat ditemui di warung tempatnya menjual nasi, Kamis (23/01/2025) pagi.
“Coba pikir pakai logika, ada apa..?, mengapa…?, putri saya begitu traumanya hingga berkali-kali saya coba berkendara (jalan-jalan) saat melintas di depan pagar sekolah SDN Sidokare 3 malah teriak, nangis dan marah tidak mau melihat apalagi masuk. Bahkan saat ada yang sebut nama SDN Sidokare 3 saja di dekatnya langsung marah. Pernah juga setelah kejadian waktu itu putri saya sampai minta bunuh diri karena menilai dirinya tidak berguna lagi. Lantas salahkah jika saya klarifikasi ke sekolah…??? ” urainya.
“Saya ingin agar semua masalah ini bisa terungkap dengan sebenarnya, jika tindakan-tindakan yang salah selalu di tutupi atau di lindungi hanya karena demi nama baik, lalu bagaimana dengan nasib anak saya, dan pasti kelak akan muncul siswa siswa yang alami trauma bahkan bisa jadi lebih parah lagi. Dengan begitu apakah orang tua akan percaya lagi dengan dunia pendidikan jika hasilnya seperti ini…?” ketusnya.
Dijelaskan pula DK mendatangi kepala sekolah pada hari Kamis (23/01/2025) sekira pukul 09.35 Wib guna menginformasikan bahwa putrinya memilih melanjutkan sekolah di SD swasta yang baru daripada kembali ke SDN Sidokare 3, namun di akhir pertemuannya dengan kepala sekolah SDN Sidokare 3 sempat dikatakan oleh kepala sekolah agar sang ibu tidak bicara dengan wartawan.
“Aneh ya..tujuan saya sesuai dengan arahan bu Lisa dari Diknas untuk menginformasikan jika putri saya memilih di sekolah yang baru, tapi pas mau pulang bu Retno malah pesan ke saya “bu jangan koar-koar ke wartawan ya”, saya jawab untungnya buat saya apa dan ruginya apa, karena berita ini sudah jadi omongan warga Gading Fajar jadi tanpa saya cerita semua sudah banyak yang tau, karena mayoritas murid juga warga Gading Fajar” pungkasnya. @dieft