SIDOARJO – Dugaan kasus perundungan di SDN Sidokare 3 kecamatan Sidoarjo kabupaten Sidoarjo jadi polemik dan banyak pertanyaan ditengah masyarakat, dikarenakan permasalahan yang telah mencuat terkesan hanya isu yang tidak berdasar. Dikarenakan belum ada kejelasan dan penyelesaian dari pihak terkait.
Berita Sebelumnya :
Ada Apa..? Siswi SD Alami Trauma, Kepala Sekolah Membantah Dan Kepala Dinas Pendidikan Bungkam
Setelah munculnya pemberitaan pada hari Sabtu (15/02/2025) lalu, terkait ungkapan kekecewaan ibu korban dugaan kasus perundungan sebut saja Bunga warga Gading Fajar ll, tampak ibu korban (DK) mendatangi kantor Dinas Pendidikan kabupaten Sidoarjo, pada hari Senin sekira pukul 10.30 Wib dengan tergesa-gesa.
Sayangnya pemanggilan ini terkesan tertutup karena awak media tidak diperkenankan masuk, sehingga tidak mengetahui langkah dan solusi apa yang diberikan oleh dinas terkait dugaan tersebut.
Selang beberapa waktu, nampak DK keluar dari kantor Dinas namun saat dikonfirmasi maksud kedatangannya, DK hanya menjawab, “maaf mas saya tidak diperkenankan bicara dengan wartawan” singkatnya, dan langsung bergegas pergi meninggalkan kantor Dinas Pendidikan dengan wajah gugup.
Melihat situasi dan kondisi dari DK terkesan ada intervensi atau penekanan dari pihak Dinas Pendidikan terhadap ibu korban. Karena yang awalnya DK terbuka saat dikonfirmasi tapi saat keluar dari kantor Kemendikbud justru menjawab dan bersikap seperti itu.
Baca juga :
Trauma Psikologis Menimpa Siswi SDN Sidokare 3, Begini Tegas Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo
Diketahui sebelumnya, kisah miris yang dialami siswi SDN Sidokare 3 membuat Bunga, yang tinggal dikawasan Gading Fajar ll kabupaten Sidoarjo mengalami trauma psikis hingga tidak mau kembali bersekolah di SDN Sidokare 3 sejak bulan Oktober 2024.
Setelah awal munculnya pemberitaan di media terkait kasus tersebut, terbitlah kembali adanya pemberitaan beberapa media, pada tanggal 24 Januari 2025 yang disampaikan oleh Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori akan memanggil semua pihak untuk menangani masalah tersebut.
Disampaikan Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori mendatangi sekolah tersebut. Didampingi oleh anggota Komisi D, Pratama Yudiarto, Dhamroni menemui Kasek SDN Sidokare 3 Sri Retnowati. Dalam dialog tersebut Retnowati menyatakan tidak ada bullying yang terjadi seperti laporan ke DPRD Sidoarjo.
Dhamronipun berjanji akan mendengarkan masukan dari berbagai pihak tentang laporan bulliying tersebut dan pihak akan diundang ke DPRD Sidoarjo. Di antaranya, pihak sekolah, orang tua siswa, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Bencana (DP3AKB). Termasuk, Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo.
Dengan tujuan untuk mencari solusi agar tidak ada kejadian bullying di Kabupaten Sidoarjo. Perundungan mengakibatkan kekhawatiran wali murid dan siswa. Dan isu tersebut menjadi perhatian khusus karena dapat berdampak langsung pada mental dan keberanian siswa untuk bersekolah. Peran Dinas P3AKB sangat penting dalam hal ini.
Namun saat dikonfirmasi awak media, sejak tanggal 24 Januari 2025 sekira pukul 15.06 Wib melalui via WhatsAps pribadinya hanya dijawab singkat “Saya masih rapat mbak”, setelah itu hingga publikasi ini bergulir Dhamroni tidak menjawab konfirmasi dari awak media.
Bahkan informasi dilapangan pihak DPRD kabuputen Sidoarjo dan pihak terkait, belum pernah melakukan klarifikasi ke pihak keluarga korban, begitupun hearing juga belum terealisasi hingga saat ini, hanya panggilan dari pihak Dinas Pendidikan dan itupun terkesan tertutup.
Baca juga :
Dugaan Kasus Perundungan Di SDN Sidokare Berbuntut Kekecewaan Ibu Korban
Sebelumnya DK selaku ibu kandung korban menyampaikan harapannya agar pihak pemerintah bisa lebih tegas dan transparan dalam menyelesaikan permasalahan warganya, agar masyarakat bisa lebih percaya dengan pemerintah kabupaten Sidoarjo, terutama dibidang pendidikan. @dieft